Rindu Yang Tak Akan Pernah Tersia

Duhai, adakah aku bisa bermalam disana semalam saja
Di dusun Fakh yang disekelilingnya ada pohon Ikhzir dan Jalil
Dan apakah aku bisa mendatangi air Mijannah suatu hari nanti
Agar tampak bagiku bukit Syamah dan Thafil
(Syair Kerinduan Bilal bin Rabah pada Mekah diawal-awal hijrah ke Madinah)

Waktu itu cuaca Mekah tidak sangat panas. Meski ada terik, disaat-saat tertentu angin berhembus, menciptakan jenak-jenak kesegaran, utamanya bagi ratusan ribu jamaah haji. Dan satu diantara 600an ribu jamaah haji saat itu adalah seorang ulama masyhur, Abdulloh bin Al-Mubarok rahimahulloh. Beliau adalah memang seorang ulama yang kaya raya, maka baginya berziarah ke Mekah bukan hal yang sulit kendatipun tempat tinggalnya jauh dari Mekah.

Saat itu, setelah melakukan serangkaian ritual ibadah haji Abdulloh bin Al-Mubarok rahimahulloh tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat turun dari langit dan melakukan percakapan diantara mereka. “Ada berapa orang yang berhaji tahun ini?” tanya malaikat pertama kepada temannya. “Ada enam ratus ribu,” jawab temannya. “Berapa diantara mereka yang diterima hajinya?” tanya yang pertama lagi. “Tak satupun,” tegas malaikat kedua.

Baca selengkapnya »

Sajak Palsu

Sajak Palsu karya Agus R. Sarjono ini adalah salah satu sajak favorit saya. Pertama kali tahu waktu ada program sastra masuk sekolah, yang merupakan programnya Horizon dan Departemen Pendidikan Nasional. Isinya indonesia 'banget'. Silahkan disimak...


Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah
dengan sapaan palsu. Lalu merekapun belajar
sejarah palsu dari buku-buku palsu.

Baca selengkapnya »