Integritas Pemuda Dan Masa Depan Bangsa

William Clement Stone (1902-2002), seorang penulis dan pengusaha sukses Amerika Serikat berkata, “Berani berkata tidak. Berani menghadapi kebenaran. Lakukan yang benar karena benar. Ini adalah kunci ajaib menjalani hidup dengan integritas.” Integritaslah yang kemudian menjadi jalan kesuksesan dari seorang William Clement Stone hingga beliau menyumbangkan tidak kurang dari 275 Juta dollar Amerika bagi kemanusiaan.

Dalam konteks kebangsaan kita, integritas adalah hal vital yang telah lama terlupakan atau mungkin dilupakan oleh para politisi, termasuk di dalamnya adalah para pemimpin mulai dari tingkat daerah sampai pusat, maka kini kita telah saksikan bersama realitas bangsa ini; korupsi yang merajalela, abuse of power (penyalahgunaan wewenang), inefisiensi birokrasi ditambah dengan sangat rapuh dan diskriminatifnya penegakan hukum.

Padahal, Kemajuan atau kemunduran suatu bangsa banyak ditentukan oleh seberapa besar integritas yang dimiliki oleh para pemimpinnya. Jika suatu negara dipimpin oleh pemimpin dengan integritas yang rendah, maka dengan mudahnya pemimpin tersebut akan melakukan penyelewengan kekuasaan demi kepentingan pribadi dan atau kelompoknya.


Integritas Pemuda dan Urgensi Pembentukannya
Integritas sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan. Integritas pun sering diidentikkan dengan kejujuran. Dengan demikian, di dalam integritas terhimpun berbagai sifat pendukung yang bisa membuat orang menjadi berwibawa, jujur, dan konsisten terhadap kebenaran.

Ditengah ironi realitas kebangsaan kita, membangun integritas adalah sebuah keharusan. Dan pemuda sebagai bagian terpenting dari arah perbaikan bangsa memiliki urgensinya tersendiri untuk menanamkan sikap ini pada dirinya. Terlebih dengan adanya fakta baru tentang kasus-kasus korupsi yang melibatkan para pemuda yang padahal dahulu saat masih menjadi mahasiswa banyak berteriak lantang untuk membasmi korupsi, ketidakadilan, dan sebagainya. Tapi saat dikelilingi oleh lingkaran uang dan kekuasaan, seketika integritasnya menguap bersama gempita arus busuk politik.

Anis Baswedan menyebutkan Pemuda memiliki tiga peran utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Pertama, sebagai generasi penerus yang konsisten melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya. Kedua, sebagai generasi pengganti untuk menggantikan para generasi tua yang belum mampu mengemban amanat. Ketiga, sebagai generasi pembaharu yang bersungguh-sungguh berjuang mewujudkan keadilan, kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa.

Lalu, pertanyaan besarnya, Bagaimanakah cara menumbuhkan sikap integritas dalam diri para pemuda? Jawabannya sederhana, yaitu dimulai dengan kejujuran. Kejujuran adalah modal dasar dalam membangun integritas seseorang. Kejujuran bermakna memberitahu kebenaran kepada orang lain, sedangkan integritas memberitahu kebenaran kepada diri sendiri. Integritas penting untuk menyelaraskan antara ucapan dan perbuatan karena ketidaksesuaian dalam dua hal tersebut akan mengakibatkan tergerusnya integritas seseorang.

Konsep kejujuran harus dimulai sedini mungkin, terutama dari keluarga. Setelah itu, diperkuat dari pendidikan yang diterimanya di sekolah atau universitas. Dan terakhir, dari pergaulannya sehari-hari di masyarakat. Beberapa lembaga pun sudah banyak memulai untuk membangun rasa kejujuran di kalangan pemuda, salah satunya oleh KPK yang memulai dengan warung kejujuran. Usaha seperti ini harus diapresiasi sebagai langkah awal untuk membangun integritas dikalangan para pemuda.

Sesungguhnya kejujuran adalah konsep yang sangat universal yang diajarkan oleh semua agama. Para pemimpin yang terbukti sukses di dunia ini adalah mereka yang memimpin dengan penuh integritas. 1.400 tahun yang lalu, Islam telah mengajarkan konsep ini yang ditunjukkan langsung oleh Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam saat berdagang ke negeri Syams membawa dagangan Siti khadijah. Kejujurannya secara cepat terkenal hingga ke pelosok jazirah arab hingga beliau dijuluki sebagai Al-Amin (orang yang dapat dipercaya). Integritas beliau makin teruji dengan peristiwa pemindahan hajar aswad yang hampir saja menyebabkan pertikaian para kabilah di Mekkah.

Ke depannya, Indonesia sangat membutuhkan para pemimpin yang berintegritas tinggi. Dalam proses perjalanannya nanti, tentunya akan banyak perbedaan dan masalah yang akan menjadi tantangan yang dihadapi oleh bangsa ini.

Menuju Integritas Nasional
Marwah Daud Ibrahim berkata, “Kesuksesan suatu bangsa adalah akumulasi kesuksesan indivdu.” Dengan terbangunnya integritas pada diri setiap pemuda, maka terbentuknya integritas nasional adalah sebuah keniscayaan. Integritas nasional yang berarti sebuah wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam kehidupan bernegara. Dengan integritas nasional inilah dan didukung dengan semangat persatuan yang tinggi, Indonesia akan menjadi negara yang kuat, tangguh dan berdiri sejajar dengan negara-negara lain di dunia. Maka akhirnya, bagi para pemuda masa depan Indonesia, integritas adalah sebuah harga mati.

Silahkan mencopy-paste tulisan ini dengan tetap menghormati hak-hak ilmiah dengan menyebutkan link blog ini :)