Bidadari-Bidadari Surga yang Disegerakan Part 1
Daar al Islam Masa Kini (Bagian 1)
Bangunannya begitu sederhana, tapi dari kesederhanaanya berjuta makna telah tercipta. Letaknya begitu jauh dari gempita dan pesta foya, tapi darinya ada kebijaksanaan mengemuka.
Tapi sekarang, saya temukan replika itu semua. Jika Rasulullah dan para sahabat agung punya Dar al Islam maka kita punya STEI SEBI. teramat jauh memang, tapi cita, asa, dan makna yang teringin dicipta tetaplah sama.
Rindu Yang Tak Akan Pernah Tersia
Saat itu, setelah melakukan serangkaian ritual ibadah haji Abdulloh bin Al-Mubarok rahimahulloh tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat turun dari langit dan melakukan percakapan diantara mereka. “Ada berapa orang yang berhaji tahun ini?” tanya malaikat pertama kepada temannya. “Ada enam ratus ribu,” jawab temannya. “Berapa diantara mereka yang diterima hajinya?” tanya yang pertama lagi. “Tak satupun,” tegas malaikat kedua.
Sajak Palsu
Sajak Palsu karya Agus R. Sarjono ini adalah salah satu sajak favorit saya. Pertama kali tahu waktu ada program sastra masuk sekolah, yang merupakan programnya Horizon dan Departemen Pendidikan Nasional. Isinya indonesia 'banget'. Silahkan disimak...
dengan sapaan palsu. Lalu merekapun belajar
sejarah palsu dari buku-buku palsu.
Maka, Berhusnudzonlah!...
Akhir Perjalanan Sang Perantau
Tp orang asing adalah org yg merantau ke kuburnya bersama kain kafan
Syair Imam Syafe'i
Sebuah syair menarik dari salah satu ahli fiqih terbaik yang pernah dimiliki Islam, Imam Syafe'i. berjudul ilaika (Pada Mu), dibawah ini teks lengkapnya setelah diterjemahkan,
Padamu ya Allah
Ku persembahkan kepada Mu Tuhan sekalian makhluk harapanku
Sekalipun aku seorang yang berdosa wahai Yang Maha Pemberi dan Pemurah
Tatkala keras hatiku dan sesak perjalanan hidupku
Kujadikan rayuan daripadaku sebagai jalan mengharap keampunan Mu
Maka bilamana engkau memiliki keampunan menghapuskan dosa yang berterusan ini
Kurniaan Mu dan Keampunan Mu adalah rahmat dan kemuliaan
Apakah Benar Engkau Pejuang?
Berikut salah satu nasyid favorit saya, dari Qathrunnada, judulnya seperti yang sudah tertera APAKAH BENAR ENGKAU PEJUANG?, jujur nadanya tidak terlalu enak tapi liriknya mantap, terutama untuk para 'pejuang', selamat merenungkan...
Engkau ingin berjuang,
Tapi tidak mampu menerima ujian
Engkau ingin berjuang,
Tapi engkau rosak oleh pujian
Engkau ingin berjuang,
Tapi tidak sepenuhnya menerima pimpinan
Engkau ingin berjuang,
Tapi tidak begitu setia kawan
Engkau ingin berjuang,
Tapi tidak sanggup berkorban
Engkau ingin berjuang,
Tapi ingin jadi pemimpin
Engkau ingin berjuang,
Menjadi pengikut agak segan
Mengenal Tipologi Pemerintahan ala Ibnu Khaldun
Lost In Jakarta
Mengasah Pedang Kehidupan
Waktu: Sebuah Refleksi Hari Lahir
Yang Unik Di Bulan Ramadhan
Tarhim adalah semacam pembacaan shalawat, Alquran, dan lain-lain. Berfungsi untuk membangunkan orang sahur, mengumumkan waktu imsak, dan mengingatkan waktu salat subuh. Tarhim jugabanyak di daerah-daerah lain, selain itu tarhim juga kerap dibacakan diluar bulan ramadhan. Hanya saja yang menjadi ciri khas tarhim di desa saya saat ramadhan adalah pembaca tarhim sering memanggil-manggil warga desa secara personal untuk sahur dengan nada yang khas, “Mang Sani katuran sahur” kata pembaca tarhim, besoknya anak-anak kecil menirunya.
Ramadhan, Saatnya Berbagi
Terkenang Ramadhan Yang Silam
Pahlawan Negeri
Dahulu,
Tetralogi Amaliah Ramadhan
Shaum
Ramadhan Hadir, Tiba Saatnya Berkaca Diri
Memahami Perbedaan Pendapat Nuzulul Quran
Nuzulul Quran atau hari dimana diturunkan Alquran adalah rahmat yang besar bagi umat Islam. Mayoritas umat Islam Indonesia menyakini bahwa nuzulul quran jatuh pada tanggal 17 Ramadhan. Tapi, benarkah itu?
Ayat Alquran Terkait Peristiwa Nuzulul Quran
"Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)." (QS. Al-Baqarah:185)
"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan." (QS. Ad-Dukhan : 4)
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan (lailatul qadar)" (QS. Al-Qadr : 1)
ketiga ayat diatas menjelaskan tentang diturunkannya Alquran tapi tidak detil disampaikan kapan dan dengan cara seperti apa Alquran di turunkan. Berikut adalah beberapa pendapat ulama terkait hal tersebut.
Puasa dan Takwa
Dalam QS Al Baqarah ayat 183 Allah SWT Berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah:183)
Allah Ta’ala menjabarkan tentang segala yang Dia karuniakan kepada hamba-hamba-Nya dengan cara mewajibkan atas mereka berpuasa sebagaimana Allah telah mewajibkan puasa itu atas umat-umat terdahulu, karena puasa itu termasuk di antara syariat dan perintah yang mengandung kemaslahatan bagi makhluk di setiap zaman, berpuasa juga menambah semangat bagi umat ini yaitu dengan berlomba-lomba dengan umat lain dalam menyempurnakan amal perbuatan dan bersegera menuju kepada kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan puasa itu juga bukanlah suatu perkara sulit karena umat-umat terdahulu pun pernah melaksanakannya.
Kemudian Allah Ta’ala menyebutkan hikmah disyariatkannya puasa seraya berfirman "Agar kamu bertakwa," karena sesungguhnya puasa itu merupakan salah satu faktor penyebab ketakwaan, karena berpuasa adalah merealisasikan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dan di antara gambaran yang meliputi ketakwaan dalam puasa itu adalah bahwa orang yang berpuasa akan meninggalkan apa yang diharamkan oleh Allah seperti makan, minum, melakukan jima' dan semacamnya yang sangat diinginkan oleh nafsunya dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah seraya mengharapkan pahala dalam meninggalkan hal-hal tersebut, inilah hal yang merupakan ketakwaan.
Pantun Puasa Ramadhan
Pantun merupakan produk khas sastra Indonesia, pantun bukan semata permainan kata-kata tapi upaya penyampaian makna dengan lain rasa. Dan dalam kaitan menyambut bulan ramadhan 1432 saya mencoba menyampaikan pantun-pantun bertemakan puasa, semoga berkenan.
mendaki gunung masuki rimba
takut yang ada harus dilawan
karena ramadhan telah tiba
wajiblah berpuasa orang beriman
takut dilawan pastilah bisa
agar sampai pada tujuan
siapa sengaja tidak puasa
siksa neraka jadi balasan
Tips Sederhana Sukses Ramadhan
Ramadhan adalah bulan mulia yang penuh keberkahan, dan agar maksimal mendapatkan kebaikan-kebaikan tersebut ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dan persiapkan. Berikut ini adalah tips-tips sederhana agar ramadhan kita sukses:
Persiapan yang matang
Dalam sebuah riwayat disampaikan bahwa para sahabat selalu menyiapkan diri ketika memasuki bulan-bulan yang mendekati ramadhan, bahkan Ali bin Abi Thalib menyiapkan diri semenjak 6 bulan sebelum ramadhan. Persiapan-persiapan tersebut dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk:
Buka Puasa dengan Makanan Khas Daerah
Yang paling unik dari kuliner khas Banten adalah bentuk penyajiannya dalam bentuk sate, selain sate bebek yang menjadi andalan kuliner Banten ada pula yang lain yaitu sate bandeng. Satu bandeng bisa juga disantap sebagai makanan berbuka.
Karena saya berasal dari Banten saya ingin share dengan teman-teman semua resep dan cara pembuatan sate bandeng, berikut resep dan cara pembuatan sate Bandeng:
Bahan Sate Bandeng :
- 3 ekor ikan bandeng
- 500 cc santan dr 2 butir kelapa (rebus s/d kental)
- 200 gr bwg merah
- 5 siung bwg putih
- 1 1/2 sdm ketumbar sangrai garam
- gula jawa
- 1 sdm air asam
- Bersihkan ikan bandeng, pukul-pukul badan bandeng sampai memar dan daging keluar dari mulutnya.
- Bersihkan duri yang ada di dagingnya, lalu sangrai daging sampai 1/2 matang, sisihkan.
- Patahkan tulang ikan lalu kluarkan dr badan. balikkan kulit ikan dan bersihkan.
- Sementara itu campur dan aduk sampai rata daging ikan bersama bumbu yang telah dihaluskan dan santan kental.
- Masukkan 3/4 bagian daging berbumbu ke dalam kantung ikan bandeng lalu jepit dengan bilah kayu (bambu).
- Panggang sambil di bolak balik. oleskan sisa daging berbumbu ke badan ikan.
- Bakar/panggang terus sampai matang betul.
Mitos Keaslian Madu
Beberapa tahun Belakangan obat herbal menjadi pengobatan alternatif yang diminati banyak masyarakat. Selain karena obat herbal dipercaya memberi kesembuhan yang lebih laten dan tidak menimbulkan efek samping, alas an-alasan emosional bahwa beberapa obat herbal kerap digunakan Rasulullah SAW untuk menjaga kesehatan membuat masyarakat semakin gandrung menggunakan obat herbal.
Salah satu obat herbal yang menjadi primadona adalah madu. Dalam banyak literatur madu memiliki banyak khasiat. Namun kini dengan semakin banyaknya permintaan madu, membuat beberapa oknum produsen melakukan kecurangan seperti mencampur madu dengan bahan-bahan lain.
Ramadan Datang Lagi
Ramadan datang lagi
Bangun sebelum pagi
Sahur biar berenergi
Ramadan datang lagi
Lapar di terik hari
Dahaga menggoda hati
Ramadan datang lagi
Masjid berpenghuni
Seminggu pun terpenuhi
Ramadan datang lagi
Puasa sebulan hari
Menyongsong idul fitri
Amanah
yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”.
(HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)
Hadits diatas adalah sebuah peringatan luar biasa dari Rasulullah. Hadits tersebut memang telah keluar semenjak 14 abad silam, tapi matan hadits tetap relevan sampai kini. Karena fenomena kekufuran atas dua hal tersebut tetap terjadi, bahkan mungkin pelakunya lebih banyak. Dan yang ironisnya tanpa tersadari kekufuran jenis ini pun menjangkiti pula orang-orang yang mengklaim dirinya ‘aktivis’ dan terkecuali lembaga-lembaganya.
Kufur Waktu…
Ada anekdot menarik. Jam terlaris di Indonesia adalah jam yang terbuat dari karet, karena ini sesuai dengan perilaku masyarakatnya yang ‘pencandu’ berat ngaret. Yang lucu bahkan budaya ngaret ini pun diakomodasi oleh panitia-panitia acara. Maka dipublikasikanlah acara itu setengah atau satu jam lebih awal dari agenda yang semestinya. Dari hal ini kita telah menfasilitasi kekufuran, telah mengabadikan perilaku buruk. Astaghfirulloh…
Antara Kebersamaan dan Ketersendirian Kita
(Dr. Said Ramadhan al Buthy rahimahullahu ta’ala)
Membenci kesendirian adalah jelas tindakan tidak cerdas, karena kelak sudah pasti kesendirianlah teman sejati kita di kubur nanti. Memusuhi kesunyian adalah jelas sikap yang kurang baik. Karena kelak kesunyianlah satu-satunya teman yang mengakrabi kita dalam lahat nanti. Ketersendirian dan juga kesunyian adalah adalah teman sejati yang idealnya kita pahami dan akrabi. Maka candailah kesendirian, cintailah kesunyian. Karena mengalami keduanya adalah keniscayaan.
Begitu pula dalam konteks aktivitas keorganisasian kita. Hiruk pikuk dan lekatnya kebersamaan bersama rekan-rekan membuat kita menjadi asing pada kesendirian, bahkan tak jarang membencinya. Terlalu seringnya berbicara dan tertawa membuat kita lupa betapa bermaknanya diam.
Ditengah Tawa, Jangan Pernah Lupa Menangis
Sejarah mengenalnya dengan nama Muhammad Ibnu Sirin al Anshary rahimahullah, seorang ulama tabi’in yang mulia. Kualitas iman dan dan ilmunya tidak lagi diragukan. Kemampuannya mentakwil mimpi berdasarkan nash-nash sahih menjadi kelebihannya yang populer, kedalaman ilmunya mengenai takwil mimpi dapat kita nikmati pada kitabnya yeng berjudul Tafsirul Ahlam. Dan hal ini diakui pula oleh ulama-ulama kibar pada zamannya.
Tapi ada pelajaran lain yang kita dapat petik dari ulama kita yang mulia ini, Dr. Aidh Abdullah al Qorni dalam salah satu bukunya, yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Pesona Cinta mengutip pernyataan seorang ulama tentang Ibnu Sirin; Muhammad Ibnu Sirin kata Al Qorni, adalah seorang ulama yang senang bercanda, bahkan sering pula bercandanya menyebabkan dirinya dan orang-orang yang mendengar tertawa terbahak. Tapi disisi lainnya Ibnu Sirin adalah seorang yang mudah menangis, sering beliau terisak ketika membaca Alquran dalam munajat-munajat malamnya.
Shar’i 2011: Memaknai Kembali Kontribusi Kita
Palestina kini, tak ubahnya seperti kisah Nabi Yusuf, kata Mahmoud Darwis (1941-1998) seorang sastrawan kelas dunia yang merupakan pribumi Palestina. Kenapa seperti Nabi Yusuf? Karena sama halnya dengan Nabi Yusuf yang dikhianati dan dizalimi oleh saudara-saudaranya. Begitu pula Palestina, dikhianati dan dizalimi oleh saudara-saudara sesama negara muslim. Maka kini kita dapat melihat Mesir yang menutup perbatasan dan membantu mengisolasi Gaza. Kita juga melihat kebungkaman negara-negara Arab lainnya, yang lebih memilih menjadi penjilat kafir daripada ‘berdarah’ guna memperjuangkan saudara seimannya.
Memberi Arti pada Diri
Bagi sebagian orang, mencari makna kehidupan sama pentingya dengan menjalankan kehidupan itu sendiri. Bahkan beberapa orang menganggapnya lebih penting. Menjalani kehidupan tanpa berupaya memberikannya arti membuat kehidupan tak lebih dari siklus alam yang hambar dan penuh kesiaan. Hilangnya makna kehidupan akan mencipta hijab yang makin tebal bagi manusia untuk mencapai kemuliaan . Tanpa makna kehidupan, kita akan benar -benar kehilangan orientasi dari kehidupan itu sendiri.
Karena mencari makna kehidupan sama pentingya dengan menjalankan kehidupan itu sendiri. Maka ada sebagian orang yang tercatat dalam sejarah, menjaminkan kehidupannya agar meraih arti dari hidup yang dijalani. Socrates (470-399 SM) salah satunya, salah seorang filsuf terbesar Yunani, guru dari Plato dan Aristoteles. Socrates menjalani hidup bohemian. Berkelana, mengunjungi berbagai daerah dan menjumpai berjuta manusia. Logika-logika dan kebijaksanaannya melampaui zamannya, bahkan para sophis kerap kalah berdebat dengan Socrates. Tapi upaya pencarian maknanya berakhir tragis. Raja Yunani saat itu memvonis hukuman mati untuk Socrates.
Meraih Kekuatan dari Ketaatan
Ibnu Qayyim al Jauziah, dalam bukunya Madaarij as Saalikiin berkata, "Sesungguhnya dalam hati terdapat sebuah robekan yang tidak mungkin dapat dijahit kecuali dengan menghadap penuh kepada Allah. Di dalamnya terdapat juga yang tidak mampu diobati kecuali dengan menyendiri bersama Allah. Didalam hati juga ada sebuah kesedihan yang tidak akan mampu diseka kecuali dengan kebahagiaan yang tumbuh karena mengenal Allah dan ketulusan berinteraksi dengan Nya. Di dalam hati juga terdapat sebuah kegelisahan yang tidak mampu ditenangkan kecuali dengan berhimpun karena Allah dan pergi meninggalkan kegelisahan itu menuju Allah. Di dalam hati juga terdapat gejolak api yang tidak dapat dipadamkan kecuali oleh keridoan akan perintah, larangan, dan keputusan Allah, yang diiringi dengan ketabahan dan kesabaran sampai tiba saat perjumpaan dengan Nya.”
Bersyukurlah, karena Allah telah anugerahkan pada kita sebuah ‘alat’ motivasi terbaik dunia. Percayalah, hati yang dekat pada Allah adalah sumber motivasi dan semangat pergerakan kita. Maka raihlah kekuatan dengan mengokohkan ketaatan. Dan hindarilah kelemahan dengan menjauhi kemaksiatan.
Motivasi Keberislaman
Kita harus yakin tidak ada motivasi terbesar dalam kehidupan ini kecuali keberislaman kita sendiri. Karena keislaman, sejarah menjadi gemerlap, penuh kemilau cemerlang ukiran indah para pahlawan sejati. Mulai dari meriah warna-warni cinta karena-Nya, sampai sembab hitam mata karena air mata kerinduan pada Alloh dan Rasul-Nya
Jika bukan karena Islam tentu tidak mungkin Mushab bin Umeir berkata pada ibunya, “Jika seandainya bukan kau memiliki 100 nyawa dan seluruhnya tercerabut dihadapanku, sesungguhnya aku tidak akan sedikitpun keluar dari keislamanku”. Begitulah Mushab, keislaman telah mencecap hatinya. Menjadikannya teguh kokoh tak bergoyah di hadapan kemusyrikan.
Hanya keislamanlah yang mampu mencipta keyakinan sebening Abu Bakar, keberanian segagah Umar bin Khattab, kedermawanan seanggun Utsman bin Affan, dan pemahaman sebijak Ali bin Abi Thalib. Begitulah sahabat-sahabat mulia ini, keislaman telah menginjeksi kemudian mereplikasi memenuhi tiap detil ruang dalam relungnya. Menjadikannya bening, gagah, elok dan penuh kebijaksanaan. Itulah motivasi keberislaman.
Segumam Resah
Hari ini, lagi-lagi langit enggan bersahabat dengan ku. Gemuruh angin membawa butir hujan yang terasa mencekam. Buliran-buliran itu sesekali membentuk titik-titik jarum yang menghantam rumah ku. Aku harus menyakinkan diri bahwa derai hujan ini adalah karunia dari Tuhan. Namun bagi ku, sepertinya hujan membawa berita dari Tuhan bahwa aku dan ’mereka’ telah terlalu larut menyelami dosa-dosa dalam mengarungi hari-hari karunia-Nya dengan drama ketamakan dan keangkuhan.
Entah angin apa yang membawa pesan dalam hidup ku saat ini, sehingga Aku merasa perlu membagi berita ini pada mereka. Dalam relung jiwa, seolah-olah sosok mereka meluruh bersama hujan yang telah diturunkan Allah ke tanah ini. Sosok kita hadir dalam gelimang hari-hari tak bersahabat.
Pernahkah terbayang dalam lintasan benak, bahwa kita pernah bersama-sama mencederai alam pada fajar yang basah? Bahwa kita pernah bersama-sama menguak secuil rahasia Allah pada suatu fajar yang hampir luruh oleh kegemilangan pagi? Ataukah bayang-bayang gedung menjulang yang pongah telah membuang semua ingatan? Aku hanya berhak menebak atas realitas ini, bahwa setidaknya aku masih menyimpan pesona itu dilubuk hati kita terdalam.
Karena Peduli adalah Energi
yang paling dibutuhkan adalah kesungguhan untuk mau saling memahami.”
Namanya Fitri Nugrahaningrum, pada umur 9 tahun beliau terserang steven jonshon syndrome, penyakit yang waktu itu belum diketemukan obatnya. Karena penyakit itu pula, perlahan Fitri kehilangan penglihatan, dan kini Fitri telah total menjadi tuna netra. Tapi keterbatasannya sama sekali tidak menghalanginya untuk berbagi.
Fitri mendirikan Yayasan Al Fitrah yang diperuntukan bagi anak-anak jalanan. Tak kurang dari 148 anak jalanan bergabung didalamnya. Bukannya tanpa kesulitan Fitri berjuang memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak asuhnya. Pernah Fitri ditipu uang 100 Juta, kerap pula Fitri ditipu oleh anak asuhnya. Tapi begitulah perjuangan, dia punya alur logikanya sendiri untuk mendewasakan, dan Fitri, dalam keterbatasannya, melalui kepeduliannya, fitri telah mampu melihat dunia yang tanpa batas. Dunia yang jauh lebih luas dan lebih bercahaya dari dunia kita yang bermata
Memang, tak semua antara kita berpunya, tapi bukan dari harta kepedulian menjelma. Tapi dari kesungguhan saling memahamilah kita peduli dan berbagi. Dari Fitri kita memahami bahwa peduli adalah energi.
Refleksi SEMUT 2009: Sekedar Berbagi
Alhamdulillah satu semester sudah kita nikmati kebersamaan. Kebersamaan dalam batasan-batasan kesederhanaan. Ini hal yang sangat patut diyukuri saudara ku, karena keterbatasanlah yang membuat manusia benar-benar menjadi manusia. Keterbatasan menyuburkan rasa syukur,memunculkan rasa takut,dan menguatkan penghambaan. Sifat-sifat itulah yang layaknya ada pada manusia, dan adalah SEBI tempat yang tepat untuk melahirkan itu semua pada diri kita. Karena hanya manusia yang benar-benar manusialah yang kelak dapat menegakkan kembali kejayaan Islam.
Propeka, awal mula kita mengenal SEBI, berinteraksi. Awal mula bibit ukhuwah disemai. Awal mula rasa sabar dilatih, Sabar karena kehabisan air sampai untuk mandi pun berlama-lama kita mengantri, atau bahkan ada yang tidak sempat untuk mandi.
Kedua, ACCESS-I,kesadaran kita sebagai mahasiswa di perkuat. Tentang perjuangan yang harus dilanjutkan untuk membela rakyat dan menoreh sejarah peradaban. keduanya adalah mata rantai kedewasaan kita, agar makin sempurna penghambaan kita.
Mozaik Rindu IV
Special for Ikhwah Min Risma Al Muhsinin
Bismillâhir-Râhmanir-Rahîm
In the Name of Allah The Most Gracious and The Most Merciful
(Ibnu Qayyim Al Jauziah, Miftaah Daar As Sa’adah, I/153)
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuhu
PERKENANKANLAH wahai Ikhwah Fillah, ku ucapkan terima kasih pada mu yang tidak terbatas hanya oleh angka-angka, oleh notasi-notasi, atau bahkan oleh bahasa yang sederhana ini. Terima kasih atas panas yang kau rasakan ketika kau menyertai ku dalam perjuangan ini. Terima kasih atas rasa kantuk yang kau lawan karena dakwah kita. Terima kasih atas rasa dingin yang kau tahan di malam-malam mabit kita. Rasa lelah yang telah kau tundukan, rasa malas yang telah kau kecewakan. Rasa takut yang telah kau gentarkan, terima kasih atas pengorbanan ini wahai saudara ku. Terima kasih wahai saudara ku atas perjuangan dan pertemuan ini.
Kita harus yakin, kebenaran (dakwah) akan selalu menemukan jalannya sendiri untuk muncul ke permukaan dan menyadarkan orang-orang. Kebenaran memang tak selalu menang. Tapi kebenaran tak pernah bisa dilumpuhkan. Kebenaran selalu menemukan cara untuk menyuarakan pihak mana yang dibelanya. Kadang dengan berbisik, tapi tak jarang mampu berteriak dengan lantang. Tapi yang pasti, ketika masa itu datang, satu persatu akan terbuka dengan terang. Dan saat ini kita telah merentas jalan itu.
Mozaik Rindu III
Tetap segar dalam ingatan
Kali pertama berkenalan
Senyuman mesra menyimpulkan
Tali persahabatan
Dan di sinilah tempat ku berlari
Jatuh tersungkur bangun kembali
Biar diranjau onak yang berduri
Semuanya tak ku peduli
Kini setelah kita berjauhan
Semuanya itu menjadi kerinduan
menjadi kerinduan...
Cilegon, 20 Sya'ban 1430
Mozaik Rindu II
karena kerinduanku kepadanya
(Umar Ibnu Khattab radiyallahu'anhu)
Tak jumpa karena kau tak mencari
Kebahgiaan tersirat dihati
Tak rasa kerana kau tak menghayati
CUKUPKAH MENGENANG?...
Persahabatan itu, meluruhkan egois
kemudian menyemai altruis...
risma, riwayat mu kini,
apakah mengenang sudah cukup?
apakah melafaz rindu tlah mewakili?
apakah meraka bertanya tentang anggota yang makin sedikt?
tentang dana yang makin sulit?
tentang kelelahan yang tercipta karena memperjuangkannya?
Mozaik Rindu I
Rindu I
Sepi Perantau
Pabila kuberada di kejauhan
Adakala ku kesepian
Di kala itu kan kurasa
Agak kelemahan
Untuk Berjuang
Kegembiraan ku
Kesepian
Mujur ada teman seperjuangan
Menyatakan kita harus teruskan
Perjuangan ini
Demi mencari keredhaan Illahi
Masa muda dilalui
Hanya sekali
Pergunakannya agar kau
Tidak sesali diesok hari
Ketenangan ada di sini
Tak jumpa karena kau tak mencari
Kebahgiaan tersirat dihati
Tak rasa kerana kau tak menghayati
Hidup Harus
Hidup harus punya arti
Tak hanya menjalaninya, tuk menunggu mati
Hidup harus punya makna
Jangan biarkan dia berlalu dengan tersia
Hidup harus bersemangat
Agar hidup lebih bermanfaat
Maka,awali kehidupan dengan senyuman
Kerna kelak dengan Allah kita dipertemukan
Akatsuki From SEBI: Kampus Mikro Berjuang Membangun Peradaban Makro
Untuk kita, penikmat manga (komik Jepang) khususnya serial Naruto tentu tidak asing dengan nama akatsuki. Akatsuki, sekelompok ninja dari berbagai negara ninja yang memiliki cita menguasai dunia. Mereka ingin lepas dari kungkungan suatu negara, mencoret lambang negara. Dan cukuplah itu semua menjadi sebuah perlambang, sebuah bendera perlawanan kepada negara-negara mapan di dunia ninja. Dan kisah mereka terangkum dengan apik, menjadi sebuah kronik kecil para tokoh antagonis. Kuat, merepotkan, tapi akhirnya berhasil dikalahkan.
Mungkin itulah yang hendak diinginkan sekelompok manusia dalam dunia nyata. Kecil, tapi memiliki isi kepala berbeda dari setiap manusia di sekelilingnya. Sebuah cita besar, mendirikan peradaban baru, imperium baru yang selama ini tak ada dalam bayangan. Serta merobohkan kekuatan mapan yang selama ini dengan pongah menghegemoni dunia.
Bagi sebagian orang mungkin dianggap gila, tapi apakah epik Leonidas dan 300 prajurit Sparta menantang 1.000.000 infanteri Persia adalah sebuah kegilaan? Mereka tidak gila dan hanya orang yang jiwanya dipenuhi materialismelah yang menganggap semua itu gila, nonsens, utopis, dan hanya tontonan dalam film.
Bidadari Surga Yang Disegerakan
Ibu saya adalah wanita paling cantik. Rambut-rambutnya kini berangsur berubah menjadi putih karena usianya yang sudah tidak muda lagi. tapi, rasa cintanya kepada saya tidak pernah berkurang sedikitpun. Pelukannya lebih hangat dari selimut. kulitnya lebih halus dari sutra. Tatapan matanya sejuk seperti bidadari surga. Kecupan kasih sayangnya menyegarkan dahaga seperti mata air.
Ibu saya adalah seorang wanita yang sangat disiplin. Dia selalu berkata "lebih baik menunggu daripada ditunggu". Dia juga wanita yang mengajarkan saya untuk berperilaku baik kepada orang lain. Dia memperkenalkan kepada saya Allah SWT, menceritakan kepada saya tentang Nabi Muhammad untuk diteladani, membimbing saya untuk salat dan membaca Al Quran, memberi tahu saya bahwa orang baik akan masuk surga dan orang jahat akan disiksa di neraka. Ibu saya adalah guru saya yang paling hebat.
Kesulitan Itu Tidak Boleh Mengalahkan Kita (Bag 1)
Kemudian, saya sangat malu ketika saya menganggap diri kitalah yang paling menderita di dunia ini. Malu kepada anak-anak palestina yang tertembak saat bermain bola, malu kepada mereka yang kehilangan orang tua. Malu kepada anak-anak afghanistan yang harus tinggal di tempat-tempat pengungsian yang jaraknya lebih dari 100 km, dan mereka harus menempuhnya dengan berjalan kaki. Malu anak-anak yang dipaksa bercengkerama dengan air mata, berhujankan peluru dan mortir.
Ketika Allah Berkata, 'Tidak'
Allah berkata, "Tidak. Bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus menyerahkannya."
Ya Allah sempurnakanlah kekurangan anakku yang cacat
Allah berkata, "Tidak. Jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara."
Ya Allah beri aku kesabaran
Allah berkata, "Tidak. Kesabaran didapat dari ketabahan dalam menghadapi cobaan; tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri."
Ya Allah beri aku kebahagiaan
Allah berkata, "Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung kepadamu sendiri untuk menghargai keberkahan itu."
Ya Allah jauhkan aku dari kesusahan
Allah berkata, "Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi dan mendekatkanmu pada Ku."
Ya Allah beri aku segala hal yang menjadikan hidup ini nikmat
Allah berkata, "Tidak. Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati segala hal."
Ya Allah bantu aku MENCINTAI orang lain, sebesar cintaMu padaku
Allah berkata... "Akhirnya kau mengerti !"
jilbab, Kerudung dan Kecantikan Hati
belum tentu memiliki hati yang suci sempurna.
Tapi setiap wanita yang memiliki kecantikan hati,
pasti akan memakai jilbab dan kerudung.
Seorang teman wanita saya pernah berdiskusi pada saya tentang menutup aurat. Beliau berkata, bahwa tidak setiap wanita yang menutup auratnya memiliki hati yang baik. Begitu katanya dengan nada bicara yang berapi-api.
Mungkin teman saya adalah satu dari jutaan bahkan miliaran wanita yang berpendapat bahwa menutup aurat adalah suatu yang menyebalkan, melanggar HAM, dan sangat tidak ekspresif.
Berangkat dari hal itu saya ingin berbagi pengalaman kepada anda semua, bahwasannya statement yang diungkapkan teman saya memang ada benarnya. Realitasnya saat ini banyak wanita yang memakai jilbab dan kerudung tapi memiliki perangai yang kurang menyenangkan (bagi beberapa orang). Mungkin seperti itulah pikiran sahabat saya tersebut.
Kisah Pemuda dan Setan
Seorang pria bangun pagi-pagi buta untuk sholat subuh di Masjid. Dia berpakaian, berwudhu dan berjalan menuju Masjid.
Di tengah jalan menuju Masjid, pria tersebut jatuh dan pakaiannya kotor. Dia bangkit, membersihkan bajunya, dan pulang kembali kerumah. Di rumah, dia berganti baju, berwudhu, dan, LAGI, berjalan menuju Masjid.
Dalam perjalanan kembali ke Masjid, dia jatuh lagi di tempat yang sama! Dia, sekali lagi, bangkit, membersihkan dirinya dan kembali ke rumah. Dirumah, dia, sekali lagi, berganti baju,berwudhu dan berjalan menuju Masjid. Di tengah jalan menuju Masjid, dia bertemu seorang pria yg memegang lampu. Dia menanyakan identitas pria tersebut, dan pria itu menjawab:
"Saya melihat anda jatuh dua kali di perjalanan menuju Masjid, jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan anda. 'Pria pertama mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan ke Masjid. Saat sampai di Masjid, pria pertama bertanya kepada pria yang membawa lampu untuk masuk dan sholat subuh bersamanya. Pria kedua menolak. Pria pertama mengajak lagi hingga berkali-kali dan, lagi, jawabannya sama. Pria pertama bertanya, kenapa menolak untuk masuk dan sholat.
Ibu
Kau seperti kemilau bebintang di langit malam yang pekat
Menjadi penghias malam ku yang kelabu,
Tapi bukan, kau jauh lebih dari itu.
Kau seperti nur rembulan di hening malam
Menciptakan keteduhan malam ku yang risau,
Tapi bukan, kau jauh lebih dari itu.
Kau seperti benderang matahari,
Menjadi penggerak kehidupan yang ada di bumi,
Membuat setiap makhluk punyai energi,
Untuk bisa menikmati bintang dan rembulan di malam hari
Ah tidak, bukan. Kau lebih dari itu,
Kau bagaikan rangkuman semesta,
Meliputi penghias, keindahan, bahkan kekuatan kehidupan.
Ya benar. Itu saja!
Itulah engkau Ibu!
8 Alasan Golput Haram
Oleh: Salman, S.H.I, MA*
Salah satu dari 24 fatwa yang dilahirkan dari Ijtima’ Majelis Ulama Indonesia di Padang Panjang Sumatera Barat, 24-26 Januari 2009 yang lalu adalah tentang haramnya Golput. Sesungguhnya, Majelis Ulama tidak menggunakan istilah golput (golongan putih) untuk mengidentifikasi objek fatwa ini. Majelis Ulama menegaskan hal pokok yang sangat penting yaitu bahwa Pemilu dalam pandangan Islam adalah upaya untuk memilih pemimpin atau wakil yang memenuhi syarat-syarat ideal bagi terwujudnya cita-cita bersama sesuai dengan aspirasi umat dan kepentingan bangsa. Karenanya, tidak ikut dalam pemilu padahal ada calon yang memenuhi syarat adalah tindakan yang bertentangan dengan nilai Islam dan hukumnya “haram.” Artinya setiap individu Muslim wajib terlibat dalam usaha mendukung dan memperjuangkan agar orang-orang yang menjadi wakil dan pemimpin umat adalah orang-orang yang shalih, adil, amanah, yang memenuhi syarat-syarat kemimpinan dalam Islam.
8 (Delapan) Alasan Fundamental
Untuk memberikan dasar argumentasi yang jelas terhadap wajibnya umat turut berpartisipasi dalam pemilu, berikut ini disajikan delapan alasan mendasar mengenai kewajiban tersebut.