Mengasah Pedang Kehidupan

“Sungguh saya telah berjumpa dengan beberapa kaum, mereka lebih bersungguh-sungguh dalam menjaga waktu mereka daripada kesungguhan kalian untuk mendapatkan dinar dan dirham.”
(Al-Hasan Basri)

Ada rasa malu dan iri yang terbersit dalam hati saat membaca bagaimana para ulama-ulama Islam terdahulu memanfaatkan waktu-waktu. Kedalaman berpikir dan kedekatan pada Allah menjadikan mereka memahami betul urgensi waktu. Bagi mereka waktu adalah nikmat agung dan perkara besar dalam gempita kehidupan yang dijalani. 

Allah telah bersumpah dengan waktu dalam kitab-Nya yang mulia dan ayat-ayat-Nya yang luhur dalam konteks yang berbeda-beda. Allah yang urusan-Nya begitu agung telah bersumpah dengan waktu malam, siang, fajar, subuh, saat terbenamnya matahari, waktu dhuha, dan dengan masa. Waktu benar-benar bukan perkara kecil dalam hiruk pikuk kehidupan kita.

Baca selengkapnya »

Waktu: Sebuah Refleksi Hari Lahir

Harits Al-Muhasibi rahimahullahu berkata: “Demi Allah, seandainya waktu dapat dibeli dengan harta, maka saya akan menafkahkan seluruh hartaku ini. Saya akan membeli waktu-waktu yang ada untuk berkhidmat kepada kaum muslimin.” Orang-orang bertanya, “Dari siapa engkau akan membeli waktu-waktu itu?” Al-Muhasibi berkata, “Dari orang-orang yang memiliki waktu luang.”

Waktu adalah entitas vital kehidupan yang paling sering diabaikan kehadirannya, tapi paling sering pula disesalkan ketika melaluinya. Persis seperti yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW melalui Ibnu Abbas, "Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412) Dan faktanya pedang kehidupan yang bernama waktu ini sudah terlalu sering memenggal kesempatan dan peluang-peluang kebaikan yang bisa kita lakukan.

Waktu tak pernah berhenti, mekanisme perputarannya adalah mutlak prerogative Allah, waktu tak akan pernah mau menunggu keterlambatan kita untuk memahami pesan-pesan yang dibawa oleh dirinya. Maka telah terasa kini akibatnya, ditengah poros waktu yang terus berputar tidak sedikit pun kedewasaan diri bertambah, terlebih lagi ketaatan. Karena terlalu seringnya kita membual, maka hanya bualan pula yang waktu berikan untuk kita.

Baca selengkapnya »

Yang Unik Di Bulan Ramadhan

Setiap daerah memiliki keunikan masing-masing dalam mengisi Ramadhan. Termasuk daerah saya, Desa Cibeber yang bertempat di Kota Cilegon, Banten. Berikut beberapa keunikannya:

Tarhim
Tarhim adalah semacam pembacaan shalawat, Alquran, dan lain-lain. Berfungsi untuk membangunkan orang sahur, mengumumkan waktu imsak, dan mengingatkan waktu salat subuh. Tarhim jugabanyak di daerah-daerah lain, selain itu tarhim juga kerap dibacakan diluar bulan ramadhan. Hanya saja yang menjadi ciri khas tarhim di desa saya saat ramadhan adalah pembaca tarhim sering memanggil-manggil warga desa secara personal untuk sahur dengan nada yang khas, “Mang Sani katuran sahur” kata pembaca tarhim, besoknya anak-anak kecil menirunya.

Ditengah bacaan tarhim sering pula dinyanyikan sebuah lagu berbahasa khas Banten yang cukup terkenal di desa saya, dan saya yakin semua penghuni desa tahu lagu itu, meskipun sampai sekarang tidak pernah ada yang tahu siapa pencipta dan apa judul lagu tersebut. Dibagian  awal baitnya seperti ini:

Baca selengkapnya »

Ramadhan, Saatnya Berbagi

Ramadhan bukan hanya bulan yang penuh berkah. Tapi lebih dari sekedar itu Ramadhan adalah lambang kedermawanan. Hal ini pula yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Ibnu Abbas Malik radhiallahu’anhuma dikatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Alquran. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari)

Dari hadits di atas diketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada dasarnya adalah seorang yang sangat dermawan. Ini juga ditegaskan oleh Anas bin Malik radhiallahu’anhu: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah teladan yang sempurna dalam hal memberi di bulan Ramadhan, bahkan kedermawanannya melebihi angin yang berhembus. Kebahagiaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat memberi bahkan jauh lebih besar dibanding kebahagiaan orang yang menerima pemeberiannya.

Baca selengkapnya »

Terkenang Ramadhan Yang Silam

Ramadhan telah memasuki hari yang kelima. Syukur tertambat dihati dan diucap dilisan, semua kenikmatan semoga Allah jadikan saran kebaikan diri untuk perbaiki taat dan taqwa. Ini adalah ramadhan ke-19 dalam kehidupan saya. Tentu telah banyak remah-remah kenangan yang dilahirkan, kenangan yang kini kerap kali dirindukan. 

Lebih dari setengah hidup yang dilalui, saya habiskan di sebuah desa kecil bernama Cibeber. Salah satu desa kecil yang ada di Kota Cilegon, Banten. Di desa ini setidaknya ada 3 pondok pesantren salafi tradisional, hal ini juga yang kemudian membuat ramadhan di sini lebih semarak dibanding di tempat yang lain. Melewati Ramadhan saat itu sungguh sangat menyenangkan. Ramadhan saat usia masih belia adalah pengalaman berharga yang dihadiahkan kehidupan, selalu menyenangkan untuk mengenangnya.

Baca selengkapnya »

Pahlawan Negeri

Dahulu,

Pahlawan negeri
Hadir dalam rengkuhan kesungguhan diri
Keikhlasan dan keteguhan jadi tameng hati
Hingga ilahi dijumpai

Dahulu,
Pahlawan negeri
Korbankan diri untuk negeri yang dicintai
Peluh dan darah jadi hiasan diri

Kini,
Pahlawan negeri
Omong kosong janji-janji
Lalu pergi mendustai

Baca selengkapnya »

Tetralogi Amaliah Ramadhan

Sudah selayaknya rasa syukur kita sampaikan kepada Allah SWT, atas ketentuannya yang berkenan mempertemukan kita kembali dengan Ramadhan.  Tapi, rasa syukur itu jangan hanya berhenti pada lisan kita. Rasa syukur itu tidak boleh berdiri sendiri, harus ada amal-amal shalih terbaik yang kita sertakan dalam lafadz tahmid kesyukuran kita.

Ada banyak amal shalih yang dapat kita lakukan dalam ramadhan ini mulai dari shaum di siang harinya dan shalat malam di petangnya. Tapi, kelemahan jiwa kita kerap menciptakan kemalasannya sendiri ditengah mulianya ramadhan ini. Semoga kata-kata mulia dari Rasulullah dan para ulama, menjadikan kita lebih tergerak melawan rasa malas diri.  

Shaum
Shaum adalah ibadah yang khas di ramadhan ini, karenanya balasannya juga khas langsung dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Setiap amal anak adam adalah untuk dirinya sendiri kecuali shaum. Sesungguhnya shaum itu untuk-Ku, dan aku sendiri yang akan membalasnya…” (HR. Bukhori).

Lebih spesial lagi Allah menyediakan pintu orang yang shaum untuk memasuki jannah-Nya. Rasulullah SAW brsabda: “Di Surga ada pintu yang disebut Ar-Royyan. Di hari kiamat kelak orang-orang yang berpuasa akan masuk lewat pintu itu, dan tidak ada seorang pun yang melewati pintu itu selain mereka…” (HR. Bukhori)

Baca selengkapnya »

Ramadhan Hadir, Tiba Saatnya Berkaca Diri

 Maafkan kami Ramadhan,
kepala kami tertunduk malu karena engkau menjanjikan kami berlimpah kebaikan,
tapi kami tenggelam dalam kehinaan.
(Syaikh Adil bin Ahmad)

Jika ramadhan diibaratkan tamu agung, maka ramadhan adalah tamu agung yang kerap kita kecewakan. Kehadirannya kita rindukan tapi saat dia datang ditengah-tengah kita, tak ada yang kita berikan selain kelalaian dan rapuhnya kesungguhan.

Ramadhan adalah akumulasi kemuliaan dalam tiap detaknya. Karena ramadhan kita bisa melakukan hal yang berbeda kadar dan nilainya. Berbeda bentuk, penghargaan dan balasannya di sisi Allah SWT. Ramadhan bukanlah bulan biasa, bukan hari biasa, malam dan siangnya pun bukan hal yang biasa. Tapi tidak semua orang bisa merasakan besarnya keberkahan itu, karena ramadhan hanya dapat terasa lewat sentuhan iman dan pekanya perasaan.

Baca selengkapnya »