Akhir Perjalanan Sang Perantau

Orang asing bukanlah orang yg merantau ke negeri syam atau yaman.
Tp orang asing adalah org yg merantau ke kuburnya bersama kain kafan
 
Sungguh si perantau punya hak yang harus dipenuhi
Oleh tuan rumah yang daerahnya sedang dilalui

Janganlah kau hardik orang asing ketika sedang dalam perantauan
Karena masa telah menghardiknya dg kehinaan dan banyak cobaan

Perantauanku jauh, padahal bekalku tidak mencukupi
Kekuatanku semakin rapuh, sedang mati terus meminta diri
 
Aku tentu punya banyak sisa dosa, yang aku tak mengetahuinya
Dosa saat sendiri, maupun saat bersama, tapi Alloh pasti mengetahuinya
 
Betapa sayangnya Alloh padaku, krn telah menangguhkan hukuman-Nya
Bahkan Dia tetap menutupi dosaku,  meski aku terus melakukannya


Hari-hariku terus berjalan
Tanpa penyesalan, tangisan, ketakutan, ataupun kesedihan

Akulah orang yang biasa menutup pintu
Untuk giat dalam maksiat, padahal Mata Alloh selalu mengawasiku

Salah sudah tercatat, dalam kelalaian yang telah lewat
Dan sekarang, tinggal penyesalan di hati yg terus menyayat-nyayat
Biarkanlah ku ratapi dan ku ajak diriku untuk muhasabah dan prihatin dalam sisa masa hidupku

Wahai orang yang selalu menghinaku, tinggalkan hinaanmu! Karena jika kau tahu keadaanku, tentu kau takkan melakukan itu. Biarkanlah ku usap linangan air mata, yang tak mau berhenti ini
Maka adakah tetesan air mata ini, dapat menyelamatkan diri?!

Dan seakan-akan aku sekarang, tergeletak tak berdaya diatas ranjang, di hadapan seluruh sanak keluarga yang membolak-balikkan tubuhku dengan tangan mereka. Lalu berkumpullah di sekelilingku, orang yang meratapiku, menangisiku, memanggil namaku, dan menyesali keadaanku.

Mereka telah mendatangkan tabib untuk mengobatiku. Tapi aku yakin, saat ini ia takkan mampu menyembuhkanku. Selanjutnya nafasku semakin tak karuan. Ajal mulai merenggutku, dr setiap urat nadi, dg tanpa keramahan & kehalusan. Kemudian ruhku keluar dari jasadku yang meronta
Hingga ludahku saat itu menjadi pahit rasa.

Mereka pun menutup mataku. Lalu pergi membeli kafan setelah putus asa atas kesembuhanku. Orang yang dulunya paling ku kasihi. Segera mencari pemandi mayat yang mau menghampiri. Dia mengatakan: Wahai kaumku, kami ingin pemandi mayat yg lihai merdeka, ahli syair, cerdas, mengerti,  dan pandai.

Akhirnya datanglah seorang dari mereka menghampiriku. ia melepas pakaianku, menelanjangiku, dan menyendirikanku. Dengan terlentang di gerabah, ia membiarkanku. sedang pancuran air yang akan membersihkan ada di atasku. Ia pun mengucurkan air dari atasku, dan membilasku dengan tiga bilasan
Setelah itu, ia meminta orang-orang agar mendatangkan kain kafan. Orang-orang itu memakaikan padaku pakaian yang tanpa saku. Dan jadilah bekalku hanya parfum kematian, saat mereka memarfumiku. Mereka kini telah mengeluarkanku dari dunia

Duhai malangnya aku
Sebagai seorang perantau tanpa bekal yang dapat mengantarkanku

Mulailah 4 lelaki mengangkat jasadku di atas pundak. Dan di belakangku terlihat para pelayat yang mengarak. Mereka lalu meletakkanku di mihrob depan. Lalu ke belakang imam untuk sholat & mengucapkan kata perpisahan. Mereka menyolatiku, dg sholat yg tanpa ada ruku’ dan sujudnya.
Dengan iringan doa semoga Alloh mencurahkan padaku rahmat-Nya

(Sampai di kuburan), mereka menurunkanku ke liang lahat dg perlahan. Dan mulailah salah satu dari mereka menguburkan. Dia membuka kain yg menutupi wajahku untuk melihatku. Hingga mengucur dr kedua matanya, air yg mampu menenggelamkanku.

Ia lalu berdiri dg penuh hormat. Dan dengan tekad yang bulat. ia menata bata di atasku, lalu beranjak meninggalkanku. Ia mengatakan: “Uruklah dia dengan tanah kuburan. Dan raihlah pahala kebaikan dari Ar-Rohman, yg memiliki banyak pemberian!" Di liang kubur yang gelap itu, tak ada bapak yang penyayang. Tak ada ibu, atau pun saudara yang dapat membuatmu senang.

(Stlh itu) datanglah sosok yg membuatku gemetar, saat mata ini menatapnya. Karena tampang yang sangat menakutkan orang yg melihatnya. Itulah malaikat Munkar dan Nakir, Apa yg akan ku katakan pada mereka?! Di saat mereka benar-benar telah membuatku sangat takut dan kaget tiada tara.
Mereka mulai mendudukkanku, dan mengintrogasiku. Sungguh ya Tuhan, tiada seorang pun selain Engkau yg dpt menyelamatkanku. Maka berikanlah maaf-Mu padaku, wahai Harapanku
Sungguh aku sekarang terjerat & tergadai oleh dosa-dosaku.

Adapun keluargaku, setelah pulang, mereka membagi-bagi hartaku. Di lain sisi, dosa-dosaku menjadi semakin terasa berat di pundakku. Sedang istriku, ia mencari suami lain yang menjadi pengganti sepeninggalku. Lalu menyerahkan kekuasaan harta & rumah padanya (yg dulunya adlh milikku).

Adapun anakku, mereka berubah menjadi budaknya yg harus melayaninya. Sedang hartaku, sekarang semuanya menjadi halal & barang gratis utk mereka. Oleh karena itu, janganlah engkau terkecoh dengan dunia & perhiasannya! Lihatlah apa yang diperbuatnya kepada tempat tinggal dan keluarganya

Lihatlah orang yang berhasil mengumpulkan dunia seisinya. Apakah ia akan pergi dari dunia dg selain hanuth & kafannya?! Bersikaplah qona’ah dan rela terhadap dunia!
walau kau hanya memiliki badan yang sehat (dan hidup sederhana)

Wahai penanam kebaikan… pasti kau nanti akan memanen buahnya
Wahai penanam keburukan… pasti kau akan dimintai tanggung jawabnya
Wahai jiwa ini, berhentilah menjalani maksiatmu
Dan mulailah beramal yang baik, semoga Alloh merahmatimu
Wahai jiwa ini, segeralah bertaubat dan lakukanlah kebaikan
Semoga engkau raih balasan kebaikan, saat melewati kematian
Semoga sholawat tercurahkan kepada Nabi dan Penghulu pilihan
Selama kilat masih menerangi negeri Syam dan dataran Yaman

Segala puji bg Alloh, yg ketika pagi & sore selalu memberi kita kebaikan
Juga maaf, ke-ihsan-an, dan banyak lagi pemberian
 
●●●

Untaian kata diatas adalah tarjamahan syair milik Zainal Abidin -rohimahulloh-
Alih bahasa oleh: Addariny, di Madinah, 21 /11/1430 H


Bojong Sari, 16 Dzulqo'dah 1432