Amanah

"Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu,
yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”.
(HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)

Hadits diatas adalah sebuah peringatan luar biasa dari Rasulullah. Hadits tersebut memang telah keluar semenjak 14 abad silam, tapi matan hadits tetap relevan sampai kini. Karena fenomena kekufuran atas dua hal tersebut tetap terjadi, bahkan mungkin pelakunya lebih banyak. Dan yang ironisnya tanpa tersadari kekufuran jenis ini pun menjangkiti pula orang-orang yang mengklaim dirinya ‘aktivis’ dan terkecuali lembaga-lembaganya.

Kufur Waktu…
Ada anekdot menarik. Jam terlaris di Indonesia adalah jam yang terbuat dari karet, karena ini sesuai dengan perilaku masyarakatnya yang ‘pencandu’ berat ngaret. Yang lucu bahkan budaya ngaret ini pun diakomodasi oleh panitia-panitia acara. Maka dipublikasikanlah acara itu setengah atau satu jam lebih awal dari agenda yang semestinya. Dari hal ini kita telah menfasilitasi kekufuran, telah mengabadikan perilaku buruk. Astaghfirulloh…


Kufur Sehat…
Seorang teman pernah bilang pada saya. Para aktivis itu orang-orang yang luar biasa, hanya satu kekurangannya. Kebanyakan mereka tidak pandai menjaga kesehatan. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, tapi tida pula sepenuhnya salah. Karena realitasnya pun mengatakan demikian. Kita dapati sekarang berapa jumlah rekan -lagi- aktivis yang sakit maag, misalkan? Tidak sedikit jumlahnya. Ini adalah bukti kuat betapa kita adalah seorang yang kufur terhadap nikmat sehat. Maka balasan apakah kira-kira yang paling cocok untuk seorang yang kufur terhadap kesehatan?

Melihat Lebih Jernih Tentang Amanah
Amanah, bukan sekedar menjadi panitia sebuah agenda alur kaderisasi. Amanah, bukan tentang mengisi jabatan-jabatan strategis dalam sebuah organisasi. Optimalisasi waktu agar tetap bermanfaat, menjaga kesehatan agar aktivitas dapat berjalan baik dan tidak merepotkan orang lain -meskipun orang tersebut sedikitpun tidak merasa direpotkan- ketika kita jatuh sakit, adalah sebuah amanah. Yang jika kita tidak menjaganya, maka cukuplah bagi kita disebut orang yang khianat karena ketidak amanahan kita terhadap dua hal ini.

Maka demi Allah, cukuplah kita disebut orang yang kufur ketika waktu kita siakan dan kesehatan kita abaikan. Dan karena kekufuran ini pula pantaslah kita mendapat azab yang syadiid dari Allah SWT.
•••

Maka besumpahlah, mulai saat ini kita akan menunaikan hak-hak waktu atas diri dan aktivitas kita. Kita akan menjadi orang yang paling pertama datang syuro dan datang pada sebuah acara yang telah diagendakan bersama. Akan kokoh tertancap komitmen dalam hati, “lebih baik menunggu daripada ditunggu”. Sedikit berkorban untuk kebaikan, insyaallah akan menjadi kelebihan kita dihadapan Allah.

Dan pula disini, saat ini akan kita tunaikan hak-hak diri atas kesehatan. Karena sejatinya tubuh ini adalah milik Allah maka menjaganya adalah sebuah keharusan. Mulai saat ini kita tidak akan menyanggupi sebuah amanah kecuali telah kita pertimbangkan kekuatan fisik kita. Karena tanpa fisik yang sehat, kita hanya akan menghambat keberhasilan amanah ini. Mulai saat ini pula kita akan mengiyakan tawaran makan oleh kawan kita, yang dia telah khawatir terhadap kondisi kesehatan kita. Tidak halal untuk kita membuat orang lain khawatir pada kita karena kekeraskepalaan kita.
•••

Menjaga waktu dan kesehatan adalah amanah. Maka jalankan keduanya dengan komitmen dan semangat. Seperti komitmen dan semangatnya kita menjalankan amanah organisasi. Maka, selamat berjuang sahabat-sahabatku semoga Allah membalas tiap sakit dan kesulitan yang kita dapatkan karena sebuah perjuangan...

Sawangan, 2 Muharram 1432