Memberi Arti pada Diri

Bagi sebagian orang, mencari makna kehidupan sama pentingya dengan menjalankan kehidupan itu sendiri. Bahkan beberapa orang menganggapnya lebih penting. Menjalani kehidupan tanpa berupaya memberikannya arti membuat kehidupan tak lebih dari siklus alam yang hambar dan penuh kesiaan. Hilangnya makna kehidupan akan mencipta hijab yang makin tebal bagi manusia untuk mencapai kemuliaan . Tanpa makna kehidupan, kita akan benar -benar kehilangan orientasi dari kehidupan itu sendiri.

Karena mencari makna kehidupan sama pentingya dengan menjalankan kehidupan itu sendiri. Maka ada sebagian orang yang tercatat dalam sejarah, menjaminkan kehidupannya agar meraih arti dari hidup yang dijalani. Socrates (470-399 SM) salah satunya, salah seorang filsuf terbesar Yunani, guru dari Plato dan Aristoteles. Socrates menjalani hidup bohemian. Berkelana, mengunjungi berbagai daerah dan menjumpai berjuta manusia. Logika-logika dan kebijaksanaannya melampaui zamannya, bahkan para sophis kerap kalah berdebat dengan Socrates. Tapi upaya pencarian maknanya berakhir tragis. Raja Yunani saat itu memvonis hukuman mati untuk Socrates.



•••

Islam adalah agama yang sempurna, sebagai indikasi kesempurnaannya Islam telah menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang kehidupan yang kita jalani; dari mana kita berasal? Untuk apa kita hidup? Dan apakah ada kehidupan setelah kehidupan di dunia? Jadi, Keislamanlah makna terbesar kehidupan kita, karena Islam juga kehidupan kita memiliki arti.

DR. Aidh Abdullah al Qorni berkata, “Karena tanpa Islam kita adalah nol.” Kebermaknaan kehidupan kita berbanding lurus dengan sebesar apa kontribusi kita untuk Islam. Maka, kesungguhan bersyukur pada Allah sangat perlu kita sampaikan, karena di sini, bagitu lapang kita rasakan medan-medan kontribusi. Kemudian, dari kontribusi smoga kita pahami esensi eksistensi. Maka, selamat berkontribusi agar diri bisa berarti.

Cilegon, 13 Sya'ban 1432