jilbab, Kerudung dan Kecantikan Hati

Seorang wanita yang menggunakan jilbab dan kerudung
belum tentu memiliki hati yang suci sempurna.
Tapi setiap wanita yang memiliki kecantikan hati,
pasti akan memakai jilbab dan kerudung.

Seorang teman wanita saya pernah berdiskusi pada saya tentang menutup aurat. Beliau berkata, bahwa tidak setiap wanita yang menutup auratnya memiliki hati yang baik. Begitu katanya dengan nada bicara yang berapi-api.

Mungkin teman saya adalah satu dari jutaan bahkan miliaran wanita yang berpendapat bahwa menutup aurat adalah suatu yang menyebalkan, melanggar HAM, dan sangat tidak ekspresif.

Berangkat dari hal itu saya ingin berbagi pengalaman kepada anda semua, bahwasannya statement yang diungkapkan teman saya memang ada benarnya. Realitasnya saat ini banyak wanita yang memakai jilbab dan kerudung tapi memiliki perangai yang kurang menyenangkan (bagi beberapa orang). Mungkin seperti itulah pikiran sahabat saya tersebut.
●●●

Kecantikan hati, menurut saya sejatinya tidak akan tumbuh kecuali dengan berbuat kebaikan. Bagaimana kita akan mendapatkan kecantikan hati jika kita terus berbuat keburukan (memperlihatkan aurat)? Bagaimana kita akan memperoleh inner beauty jika kita terus mengotori hati kita dengan kemaksiatan (memperlihatkan aurat)?

Jika orang yang menutup auratnya saja belum tentu memiliki kecantikan hati, terlebih bagi kita yang tidak menutup auratnya.

Setiap perubahan memerlukan proses, semoga tulisan ini menjadi tahap awal proses bagi kita untuk konsisten menutup aurat. Dan satu lagi, saya hanya ingin mengingatkan. Ya, saya hanya mengingatkan, karena sebenarnya kita telah mengetahui hal ini dengan sangat jelas, bahwa menutup aurat adalah kewajiban bagi laki-laki dan wanita muslim.

Jadi, selamat menghargai diri sendiri. Karena, bagaimana orang lain bisa menghargai diri kita, jika kita saja tidak bisa menghargai diri kita sendiri (karena tidak menutup aurat).

Cilegon, 18 Februari 2008